Saat – Saat Pergantian Status itu..

Alhamdulillah akhirnya saya bisa tepati  janji untuk menuliskan pengalaman saat melahirkan putra pertama saya, 27 september yang lalu.

Zahran lahir di usia kehamilan 39 minggu 2 hari. Waktu yang cukup bagus untuk sebuah kelahiran, walaupun saya berharap di usia 37-38 mingguan Zahran udah mau keluar, eh ternyata Zahran mau nya lahir disaksikan banyak orang. Kebetulan di usia 37 minggu, kakek Zahran harus pergi ke kalimantan selatan karena ada Porwanas (Pekan Olahraga Wartawan Nasional), kebetulan beliau salah satu atlet dari Sumbar. Saat itu cuma saya dan Ibu saja dirumah, agak deg degan juga sih kalau Zahran keluar saat itu. Dan abi nya Zahran juga masih di Depok, rencana saya akan langsung saya panggil pulang kalau sudah ada tanda-tanda. Continue reading

Saat Penantian itu Terasa Begitu Lama….

Alhamdulillah hari ini sudah lebih segar..Mumpung Zahran lagi tidur, diawal saya berencana menuliskan cerita proses melahirkan putra pertama saya “Anugrah Zahran Elfata” seminggu yang lalu. Tapi ketika buka file tulisan – tulisan terdahulu, mata saya terhenti pada sebuah tulisan yang sempat saya tulis dulu ketika masih dalam penantian sang  buah hati tapi masih belum berani saya publish. Sebenarnya hanya sebuah tulisan curhat seorang wanita yang mengimpikan kehadiran buah hati. Hanya ingin berbagi, mungkin banyak teman-teman diluar sana yang sekarang juga sedang merasakan hal yang sama seperti yang saya rasakan dulu. Semoga bisa jadi penghibur dikala masa penantian itu.

=======================

Ini adalah bulan delapan pernikahan kami. Tapi, hari ini untuk kesekian kalinya, aku masih mendapati tamu bulanan itu hadir di siklus haidku. Entahlah, untuk keberapa kalinya ditiap bulan aku selalu merasakan ada tanda-tanda kehamilan pada diriku. Termasuk bulan ini, aku mulai merasakan mual-mual, suhu tubuhku meningkat, payudara ku pun terasa lebih besar dan sakit kalau dipegang dan perut kembung. Tapi untuk kesekian kali pula harapan itu pupus seketika ketika sang tamu mulai memperlihatkan dirinya. Ternyata tanda-tanda yang aku rasakan itu  hanyalah sugesti dari harapanku yang terlalu besar. Continue reading

Welcome September ^ ^

Waahh ga terasa sekarang sudah masuk bulan September. Bulan yang insya Allah akan menjadi bulan kelahiran putra pertama kami. Rasanya memasuki bulan ini antara ga sabar dan deg – deg an. Ga sabar menanti kehadirannya, bisa melihat, merawat dan bermain dengannya. Deg – deg an karena ini adalah pengalaman pertama melahirkan bagiku. Tapi yang terpenting tetap positive thinking aja deh.

Hari ini usia kandunganku 35w4d. 4 hari yang lalu periksa, alhamdulillah kepala si dedek sudah masuk panggul. Sekarang si dedek lagi rajin – rajinnya sundul – sundul umminya. Hehe lagi nyari jalan lahir ya nak..Dan geraknya semakin aktif dan ga malu – malu lagi. Akhirnya berhasil juga merekam geraknya di perut. Sempat merasakan sedikit nyeri seperti mau haid yang hilang timbul selama beberapa jam, kemudian bidan menyarankan berhenti dulu jalan pagi nya, karena usianya yang masih muda. Nanti kalau udah masuk 36-37 minggu, baru mulai jalan pagi lagi.

Memasuki bulan september, yang pasti semua keperluan dan kebutuhan melahirkan sudah harus lebih disiapkan. Harus terus belajar dan upgrade ilmu seputar cara merawat bayi yang baru lahir, serba serbi ASI, dan parenting. Dan yang pasti harus semakin mendekat lagi pada Nya, minta pertolongan, perlindungan dan penjagaan pada sang penggenggam kekuasaan.

Saya “Gentle Baby” lhoo..

Beberapa bulan terakhir ini saya akrab sekali dengan istilah Gentle Birth. Mulai mencari – mencari ilmu agar nanti anak saya ini bisa lahir dengan Gentle.

” Gentle Birth adalah proses persalinan  dimana kita di tuntut untuk kembali merunduk ke alam, mempercayai kekuatan tubuh yang memang didesain untuk melakukan “tugasnya” yaitu melahirkan keturunan.  Intinya, bagaimana seorang ibu mampu memberdayakan dirinya selama hamil agar bisa merasakan proses melahirkan yang lembut, minim trauma dan relaks. Gentle Birth sebenarnya bukanlah hal yang baru, namun ketika tehnologi, politik dan bisnis mulai ada dan lekat dengan proses persalinan dan kelahiran, maka cara yang sangat alami menjadi terlupa dan kemudian akan terasa baru jika hal ini di munculkan kembali.”

Yaps untuk tahu lebih lengkap tentang istilah itu, silahkan kunjungi link yang sudah saya sisipkan diatas. Nah bicara – bicara soal gentle birth, saya jadi ingat tentang proses lahirnya saya ke dunia ini hampir 25 tahun yang lalu. Ternyata saya seorang Gentle Baby lho..(bangga gitu). Kenapa? Karena Ibu melahirkan saya benar – benar mudah dan lancar. Mau tahu ceritanya? Yuk ikuti teruss ya… Continue reading

Kuliah, Kerja, Hamil = Mungkin

Kuliah, Hamil dan Kerja awalnya aku pikir hal itu mustahil bisa kujalani bersamaan. Yap, tapi kondisinya seperti itu yang harus dijalani. Seperti dalam postinganku sebelumnya, alhamdulillah di awal tahun Allah berikan 2 kabar bahagia sekaligus yaitu lulus seleksi S2 dan kehadiran calon baby ku dirahim. Disatu sisi syukur yang tak tergambarkan atas 2 nikmat yang kutunggu – tunggu itu, tapi setelah itu aku jadi berfikir bagaimana akan menjalankan 2 kondisi itu secara bersamaan ditambah lagi dengan kerja. Bagi yang akan menjalani kondisi itu, atau sedang menjalani aku akan berbagi disini sedikit pengalamanku.

Satu semester perjuangan, yups bagiku itu sebuah perjuangan yang cukup menguras energi, emosi, dan air mata. Tepat sebulan setelah berita bahagia diterimanya aku untuk lanjut studi di Magister Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Allah berikan berita bahagia dengan munculnya 2 garis merah di testpack. Waahh..sujud syukurku atas nikmat itu Ya Allah. Dan berarti juga aku harus menyingsingkan lengan baju untuk bisa menjalani satu semester itu. Selain kuliah dan hamil, aku juga masih tetap kerja part time di tempat kerja ku sebelumnya sebagai dosen honorer di STKIP Surya. (Lumayanlah buat tambah – tambah biaya..hehe). Karena jadwal kuliah di UI yang cukup padat dari senin – jumat dimana untuk satu mata kuliah masing – masing diadakan 2 kali pertemuan dalam seminggu, belum termasuk kalau ada praktikum dan asistensi yang kesimpulannya, senin – jumatku habis di gedung bundar itu. Dan akhirnya aku cuma punya waktu hari sabtu untuk mengajar di STKIP Surya, bersyukur jadwalnya bisa diatur jadi hari sabtu. Continue reading

Dia jadi Alarm untuk Ku

Alhamdulillah tidak terasa usia kandunganku sudah berada di bulan ke-6. Pergerakan janinku dalam kandungan mulai semakin aktif, semakin kuat dan semakin sering. Rasanya semua mual, sakit yang sering dirasakan diawal kehamilan hilang seketika saat merasakan gerakan – gerakan kecilnya. Alhamdulillah ya Allah, terimakasih atas nikmat ini.

Dengan semakin aktifnya si Dedek, aku jadi mulai memperhatikan ritme pergerakannya dari waktu ke waktu. Berikut ini beberapa waktu si dedek aktif bergerak :

1. Ketika jam makan/ Aku mulai lapar 

Saat – saat jam makan sudah datang, anakku langsung beraksi dengan menendang – nendang perutku. Jika ini terjadi, tidak bisa di toleransi, aku harus segera mencari sesuatu yang bisa mengisi perut ini. Biasanya, kalau masih ku tunda – tunda akan berefek mual dan di ikuti muntah. Suamiku sudah hafal sekali ini, dan selalu mengingatkan untuk segera makan.  Continue reading

“Cara Nya Selalu Lebih Indah dari Sangkaan Kita”

“CaraNya selalu lebih indah dari sangkaan kita”

Aku percaya dengan kalimat itu. Selalu yakin bahwa cara Nya selalu lebih Indah dari apa yang kita fikir kan. Setiap kejadian – kejadian yang Ia takdir kan dalam hidupku, Ia berikan dengan cara yang tidak biasa. Walaupun di awal menurut pikiran kita sebagai manusia adalah sebuah masalah, tidak menyenangkan, tidak sesuai dengan harapan kita, tapi yakin lah di akhir Ia telah menyiapkan sesuatu yang Indah yang jauh dari sangkaan kita. Seperti beberapa peristiwa yang terjadi dalam hidupku beberapa bulan yang lalu.

Mungkin beberapa teman blogger ada yang tahu, 4 April 2012 aku menikah. Alhamdulillah Allah pertemukan aku dengan  imamku jauh lebih cepat dari waktu yang ku targetkan dan jauh dari yang kubayangkan. Tentang cerita ini aku sudah menuliskannya di tulisanku sebelumnya. Untuk nikmat inipun sampai sekarang syukurku belum habis. Continue reading