Saya mendapat email reminder dari penyedia domain cintabayi.com, tercatat 20 agustus 2016, domain cintabayi.com sudah harus di perpanjang. Ga kerasa, ini adalah kali kedua saya memperpanjang domain tersebut. Yang berarti bulan agustus ini adalah tahun ke -2 toko online yang kami rintis dulu mendunia maya.
Jadi mau flashback dan cerita sedikit mengenai perjalanan kami (saya dan suami) memulai usaha ini. Agustus 2014, waktu itu ketika saya masih dalam masa studi S2 di Universitas Indonesia, kami sekeluarga tinggal di Depok.Saat itu memasuki usia 1 tahun Zahran, anak pertama kami yang dari masa kehamilan sampai tiap bulan tumbuh kembangnya sangat kami perhatikan. Mulai dari menggunakan popok yang sehat dan aman buat kulitnya, mencarikan bantal anti peyang yang terjamin kualitasnya, alat – alat mpasi, dan kelambu yang praktis untuk tidurnya. Semua berawal dari kepuasan saya terhadap perlengkapan – perlengkapan bayi yang Zahran gunakan, dan sangat recomended. Saya banyak mendapat pertanyaan seputar perlengkapan yang digunakan Zahran oleh teman – teman yang baru punya bayi,
itu Zahran ga pakai pempers ya? apa sih clodi itu? ih, bantal bayi nya lucu deh…kok ada bulet – bulet gitu di dalamnya, ih kelambu nya unik ya lucuuu…dll.
Banyak teman – teman yang bertanya belinya dimana dan harganya berapa? Yaps, dari pertanyaan – pertanyaan itu “tring” tiba – tiba otak wirausaha saya muncul. Hmm agar mempermudah teman – teman untuk mendapatkan semua perlengkapan bayi yang tidak dijual banyak dipasaran itu, sepertinya ada baiknya saya menjadi fasilitator penghubung teman – teman dengan supplier perlengkapan – perlengkapan tersebut.
Itu hal pertama, melatarbelakangi latarbelakang kedua adalah finansial. Yups, saat itu saya berstatus sebagai mahasiswa pascasarjana di Universitas Indonesia dengan tanpa beasiswa dari manapun, dan status kerja berubah jadi part time karena jadwal kuliah di hari kerja. Awal nekat lanjut kuliah adalah karena saya berencana akan mengajukan “Beasiswa Unggulan” setelah lulus tes masuk. Beasiswa ini dulu statusnya masih bisa untuk mahasiswa “on going” atau yang sudah berstatus mahasiswa. Ternyata Allah punya rencana lain, setelah saya lulus tes masuk, dan memulai satu semester kuliah dengan biaya pribadi, kebijakan beasiswa nya diganti dengan nama BPPDN, dengan skema hanya untuk mahasiswa baru, tidak diperuntukkan untuk mahasiswa on going.
Waktu itu saya masih ngotot penuhi semua persyaratan dan tetap mengajukan beasiswa, dan hasilnya betul saya tidak diterima. Awalnya sempat kecewa, bingung, mesti gimana untuk bisa tetap lanjut kuliah. Kondisi saat itu makin bercampur aduk karena Allah berikan amanah mengandung anak pas bertepatan semester awal mulai kuliah. Amanah yang dulu kami nanti – nantikan ternyata Allah berikan bersamaan dengan amanah studi dimulai.
Disatu sisi bahagia, bersyukur yang tak terhingga, disisi lain saya menyadari bahwa saya harus lebih kuat dari sebelumnya baik dari sisi finansial, maupun mental. Sedangkan kondisi real nya, finansial saat itu benar – benar lagi tidak kuat karena bisa dibilang saya hanya bisa mengandalkan gaji PNS suami, dan kondisi fisik pun masih sangat lemah karena masuk trimester pertama kehamilan.
But live must go on. Saya tidak mungkin memutuskan untuk berhenti kuliah, dan memilih kerja fulltime lagi. Tidak , itu tidak mungkin. Lebih kurang dalam kondisi finansial yang belum kuat, Zahran lahir dengan banyak nya kebutuhan bayi yang mesti dipenuhi. Dan melihat peluang dari banyaknya pertanyaan teman- teman mengenai perlengkapan bayi yang digunakan Zahran, muncul lah ide untuk membuat sebuah toko online perlengkapan bayi yang kami (saya dan suami) beri nama Cinta Bayi. CINTA adalah gabungan nama saya dan suami terdiri dari CIN, dan TA. CIN adalah panggilan sehari – hari saya pada diri sendiri. dan TA adalah singkatan dari TAUFIK. Jadilah CINTA BAYI.
Awal berdiri Cinta Bayi, kami tidak langsung kebajiran orderan. Tidak, tidak secepat itu. Karena kami belum punya modal, kami mengawali bisnis itu dari buat website cintabayi.com yang modal cuma beli domain dan hosting sedangkan untuk pembuatan website saya sendiri yang membuat website dan kontennya, jadi cukup hemat. Berawal dari dropship dulu ke supplier perlengkapan tersebut. Mulai lah mempromosikan dari medsos ke medsos, dari group whatsapp ke group whatsapp. Ada tetangga yang minat satu dua, ada teman – teman yang mau satu dua dagangan saya, rasanya bahagia dan ada tambahan semangat untuk terus berusaha. Setelah mencoba dropship, saya mulai melihat minat customer dan sudah punya beberapa customer tetap. Punya sedikit modal saya coba beranikan diri untuk stock barang sambil terus belajar dari para pelaku bisnis online yang sudah sukses. Saya banyak belajar dengan cara ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) belum terlalu banyak baca buku mengenai internet marketing dll.
Alhamdulillah stock sedikit habis, stock lagi. Mulai mencoba stock agak banyak untuk menekan harga, agar bisa memberikan harga yang bersahabat untuk para customer. Sambil jualan, terus mencari peluang mendapatkan supplier tangan pertama dan produsen untuk setiap produk yang ingin saya jual. Alhamdulillah dalam 3 bulan pertama saya memberanikan diri untuk daftar jadi Distributor untuk Olus Pillow wilayah Tangerang. Saat itu saya masih domisili Depok, tapi Depok sudah ada distributornya, dan kebetulan setelah lulus kuliah saya pun memang sudah berencana akan menetap di Tangerang. Keputusan itu, membuat setiap orderan saya pasti akan dikirim ke alamat Tangerang, konsekuensinya suami harus rela membawa 1 karung Olus Pillow dari Tangerang ke Depok dengan motor setiap pulang kerja. Hal itu terus berlangsung tiap bulan sampai kami pindah ke Tangerang.
Akhir tahun 2014 kami pindah ke Tangerang karena kuliah tinggal tesis saja. Ternyata, tantangan semakin besar karena kerja, menyelesaikan tesis sambil menjalankan Cinta Bayi yang alhamdulillah terus berkembang dan juga mengurus rumah tangga yang saat itu tanpa IRT. Tantangan terbesar adalah pada management waktu dan management pikiran. Yaps, kalau orang bilang segala sesuatu itu harus fokus, saya harus membagi fokus untuk 4 hal besar yang mesti dikerjakan berbarengan. Tidak mudah, benar – benar menguras energi dan pikiran, melatih kesabaran dan ke istiqomahan, karena jika saat itu saya menyerah untuk satu hal saja maka saya kalah. Semuanya penting saat itu, tidak ada yang benar – benar bisa di tinggalkan.
Alhamdulillah studi S2 lulus pada akhir tahun 2015 terhitung 6 semester waktu yang terpakai, 5 semester untuk studi, 1 semester cuti melahirkan. Jika dibandingkan dengan teman seangkatan, saya termasuk cukup telat karena saya wisuda bersama dengan adik tingkat bukan dengan teman seangkatan. Tapi saya sangat bersyukur akhirnya bisa menyelesaikan perjuangan yang cukup panjang itu. Saya bersyukur punya ide nekat diawal untuk kuliah dulu sebelum dapat beasiswa. Sayapun akhirnya bersyukur Allah takdirkan beasiswa itu bukan untuk saya, karena jika dulu saya dapat beasiswa mungkin Cinta Bayi pun tidak akan ada. Saya pun mungkin hanya akan menjadi seperti kebanyakan mahasiswa lain dapat beasiswa, lulus dan langsung kerja.
Saya bersyukur Allah berikan amanah anak diwaktu yang awalnya dulu saya pikir tidak tepat, tapi ternyata itulah waktu yang tepat menurutNya. Ia sengaja menyuruh kami bersabar 10 bulan walaupun dulu kondisi itu sukses buat saya galau, hingga waktu yang tepat tiba. Mungkin jika dulu Allah berikan kami amanah anak langsung setelah menikah, saya mungkin tidak akan melanjutkan S2 dan tetap bekerja fulltime dan tidak akan ada cerita perjuangan itu.
Saya bersyukur buah perjuangan kuliah 3 tahun bukan hanya ijazah S2, tapi juga sebuah pengalaman berharga bagaimana menghadapi kenyataan hidup untuk bisa bertahan kuliah disaat kondisi finansial yang tidak memungkinkan, bagaimana mengatur waktu menjadi ibu dan istri, menjadi mahasiswa, menjadi pengajar sekaligus membangun usaha.
Alhamdulillah hingga hari ini, saya terus tak henti – henti nya bersyukur atas skenario indah yang sudah Ia berikan pada hidup saya dan keluarga. Alhamdulillah memasuki usia 2 tahun Cinta Bayi, sekarang Cinta Bayi mulai belajar berlari, tapi ia tetap masih balita, masih perlu pendampingan hingga usianya 5 tahun. Ia mulai bisa bicara dan melihatkan pada dunia bahwa ia ada. Produk yang dijual pun mengikuti perkembangan Zahran anak kami. Sekarang Cinta Bayi menambah produk edukasi berupa buku – buku bergizi dan mainan edukatif untuk anak balita seperti Hafiz Doll juga. Alhamdulillah banyak bunda – bunda hebat yang ikut arisan maupun order cash pada kami.
Perjalanan merintis Cinta Bayi ini, tidak lepas dari kasih sayang Allah, support Ibu Papa, support suami tercinta, support Zahran, dukungan dari kakak, dan tante (etek). Mereka semua yang selalu ada ketika saya butuh pundak untuk menangis ketika beban yang datang sudah tidak mampu saya pikul. Mereka semua yang selalu bantu support dana ketika saya butuh pinjaman biaya untuk uang semesteran ataupun modal untuk stock barang, dan mereka semua alasan saya untuk terus bertahan dan melanjutkan semua perjuangan ini.
Alhamdulillah, sampai sekarang perjuangan belum selesai. Masih banyak impian dan tantangan ke depan yang mesti kami hadapi. Mohon doa nya semoga Allah senantiasa melindungi saya dan keluarga dan menjadikan usaha Cinta Bayi ini berkah.