Perjalanan 2 Tahun Cinta Bayi

Saya mendapat email reminder dari penyedia domain cintabayi.com, tercatat 20 agustus 2016, domain cintabayi.com sudah harus di perpanjang. Ga kerasa, ini adalah kali kedua saya memperpanjang domain tersebut. Yang berarti bulan agustus ini adalah tahun ke -2 toko online yang kami rintis dulu mendunia maya.

Jadi mau flashback dan cerita sedikit mengenai perjalanan kami (saya dan suami) memulai usaha ini. Agustus 2014, waktu itu ketika saya masih dalam masa studi S2 di Universitas Indonesia, kami sekeluarga tinggal di Depok.Saat itu memasuki usia 1 tahun Zahran, anak pertama kami yang dari masa kehamilan sampai tiap bulan tumbuh kembangnya sangat kami perhatikan. Mulai dari menggunakan popok yang sehat dan aman buat kulitnya, mencarikan bantal anti peyang yang terjamin kualitasnya, alat – alat mpasi, dan kelambu yang praktis untuk tidurnya. Semua berawal dari kepuasan saya terhadap perlengkapan – perlengkapan bayi  yang Zahran gunakan, dan sangat recomended. Saya banyak mendapat  pertanyaan seputar perlengkapan yang digunakan Zahran oleh teman – teman yang baru punya bayi,

itu Zahran ga pakai pempers ya? apa sih clodi itu? ih, bantal bayi nya lucu deh…kok ada bulet – bulet gitu di dalamnya, ih kelambu nya unik ya lucuuu…dll.

Banyak teman – teman yang bertanya belinya dimana dan harganya berapa? Yaps, dari pertanyaan – pertanyaan itu “tring” tiba – tiba otak wirausaha saya muncul. Hmm agar mempermudah teman – teman untuk mendapatkan semua perlengkapan bayi yang tidak dijual banyak dipasaran itu, sepertinya ada baiknya saya menjadi fasilitator penghubung teman – teman dengan supplier perlengkapan – perlengkapan tersebut.

dok 6

Ketika masih berstatus mahasiswa pascasarjana di UI dan tinggal di Depok

Itu hal pertama, melatarbelakangi latarbelakang kedua adalah finansial. Yups, saat itu saya berstatus sebagai mahasiswa pascasarjana di Universitas Indonesia dengan tanpa beasiswa dari manapun, dan status kerja berubah jadi part time karena jadwal kuliah di hari kerja. Awal nekat lanjut kuliah adalah karena saya berencana akan mengajukan “Beasiswa Unggulan” setelah lulus tes masuk. Beasiswa ini dulu statusnya masih bisa untuk mahasiswa “on going”  atau yang sudah berstatus mahasiswa. Ternyata Allah punya rencana lain, setelah saya lulus tes masuk, dan memulai satu semester kuliah dengan biaya pribadi, kebijakan beasiswa nya diganti dengan nama BPPDN, dengan skema hanya untuk mahasiswa baru, tidak diperuntukkan untuk mahasiswa on going.

Waktu itu saya masih ngotot penuhi semua persyaratan dan tetap mengajukan beasiswa, dan hasilnya betul saya tidak diterima. Awalnya sempat kecewa, bingung, mesti gimana untuk bisa tetap lanjut kuliah. Kondisi saat itu makin bercampur aduk karena Allah berikan amanah mengandung anak pas bertepatan semester awal mulai kuliah. Amanah yang dulu kami nanti – nantikan ternyata Allah berikan bersamaan dengan amanah studi dimulai.

Disatu sisi bahagia, bersyukur yang tak terhingga, disisi lain saya menyadari bahwa saya harus lebih kuat dari sebelumnya baik dari sisi finansial, maupun mental. Sedangkan kondisi real nya, finansial saat itu benar – benar lagi tidak kuat karena bisa dibilang saya hanya bisa mengandalkan gaji PNS suami, dan kondisi fisik pun masih sangat lemah karena masuk trimester pertama kehamilan.

But live must go on. Saya tidak mungkin memutuskan untuk berhenti kuliah, dan memilih kerja fulltime lagi. Tidak , itu tidak mungkin. Lebih kurang dalam kondisi finansial yang belum kuat, Zahran lahir dengan banyak nya kebutuhan bayi yang mesti dipenuhi. Dan melihat peluang dari banyaknya pertanyaan teman- teman mengenai perlengkapan bayi yang digunakan Zahran, muncul lah ide untuk membuat sebuah toko online perlengkapan bayi yang kami (saya dan suami) beri nama Cinta Bayi. CINTA adalah gabungan nama saya dan suami terdiri dari CIN, dan TA. CIN adalah panggilan sehari – hari saya pada diri sendiri. dan TA adalah singkatan dari TAUFIK. Jadilah CINTA BAYI.

Awal berdiri Cinta Bayi, kami tidak langsung kebajiran orderan. Tidak, tidak secepat itu. Karena kami belum punya modal, kami mengawali bisnis itu dari buat website cintabayi.com yang modal cuma beli domain dan hosting sedangkan untuk pembuatan website saya  sendiri yang membuat website dan kontennya, jadi cukup hemat. Berawal dari dropship dulu ke supplier perlengkapan tersebut. Mulai lah mempromosikan dari medsos ke medsos, dari group whatsapp ke group whatsapp. Ada tetangga yang minat satu dua, ada teman – teman yang mau satu dua dagangan saya, rasanya bahagia dan ada tambahan semangat untuk terus berusaha. Setelah mencoba dropship, saya mulai melihat minat customer dan sudah punya beberapa customer tetap. Punya sedikit modal saya coba beranikan diri untuk stock barang sambil terus belajar dari para pelaku bisnis online yang sudah sukses. Saya banyak belajar dengan cara ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) belum terlalu banyak baca buku mengenai internet marketing dll.

Alhamdulillah stock sedikit habis, stock lagi. Mulai mencoba stock agak banyak untuk menekan harga, agar bisa memberikan harga yang bersahabat untuk para customer. Sambil jualan, terus mencari peluang mendapatkan supplier tangan pertama dan produsen untuk setiap produk yang ingin saya jual. Alhamdulillah dalam 3 bulan pertama saya memberanikan diri untuk daftar jadi Distributor untuk Olus Pillow wilayah Tangerang. Saat itu saya masih domisili Depok, tapi Depok sudah ada distributornya, dan kebetulan setelah lulus kuliah saya pun memang sudah berencana akan menetap di Tangerang. Keputusan itu, membuat setiap orderan saya pasti akan dikirim ke alamat Tangerang, konsekuensinya suami  harus rela membawa 1 karung Olus Pillow dari Tangerang ke Depok dengan motor setiap pulang kerja. Hal itu terus berlangsung tiap bulan sampai kami pindah ke Tangerang.

1389397_724400154311632_1622454465_n

awal stock Olus Pillow, cuma 1pcs per warna

1941058_340562619437341_2061831399_n

Ketika masih di depok, awal stock Clodi Babyland 2 Insert Microfiber

dok 4

Sudah jadi Distributor Olus Pillow wilayah Tangerang

dok 3

Sudah menjadi Distributor Clodi Sobi Minky Wilayah Tangerang

dok 2

Stock Cinta Bayi

Akhir tahun 2014 kami pindah ke Tangerang karena kuliah tinggal tesis saja. Ternyata, tantangan semakin besar karena kerja, menyelesaikan tesis sambil menjalankan Cinta Bayi yang alhamdulillah terus berkembang dan juga mengurus rumah tangga yang saat itu tanpa IRT. Tantangan terbesar adalah pada management waktu dan management pikiran. Yaps, kalau orang bilang segala sesuatu itu harus fokus, saya harus membagi fokus untuk 4 hal besar yang mesti dikerjakan berbarengan. Tidak mudah, benar – benar menguras energi dan pikiran, melatih kesabaran dan ke istiqomahan, karena jika saat itu saya menyerah untuk satu hal saja maka saya kalah. Semuanya penting saat itu, tidak ada yang benar – benar bisa di tinggalkan.

Alhamdulillah studi S2 lulus pada akhir tahun 2015 terhitung 6 semester waktu yang terpakai, 5 semester untuk studi, 1 semester cuti melahirkan. Jika dibandingkan dengan teman seangkatan, saya termasuk cukup telat karena saya wisuda bersama dengan adik tingkat bukan dengan teman seangkatan. Tapi saya sangat bersyukur akhirnya bisa menyelesaikan perjuangan yang cukup panjang itu. Saya bersyukur punya ide nekat diawal untuk kuliah dulu sebelum dapat beasiswa. Sayapun akhirnya bersyukur Allah takdirkan beasiswa itu bukan untuk saya, karena jika dulu saya dapat beasiswa mungkin Cinta Bayi pun tidak akan ada. Saya pun mungkin hanya akan menjadi seperti kebanyakan mahasiswa lain dapat beasiswa, lulus dan langsung kerja. 

wisuda

Wisuda S2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia

Saya bersyukur Allah berikan amanah anak diwaktu yang awalnya dulu saya pikir tidak tepat, tapi ternyata itulah waktu yang tepat menurutNya. Ia sengaja menyuruh kami bersabar 10 bulan walaupun dulu kondisi itu sukses buat saya galau, hingga waktu yang tepat tiba. Mungkin jika dulu Allah berikan kami amanah anak langsung setelah menikah, saya mungkin tidak akan melanjutkan S2 dan tetap bekerja fulltime dan tidak akan ada cerita perjuangan itu.

Saya bersyukur buah perjuangan kuliah 3 tahun bukan hanya ijazah S2, tapi juga sebuah pengalaman berharga bagaimana menghadapi kenyataan hidup untuk bisa bertahan kuliah disaat kondisi finansial yang tidak memungkinkan, bagaimana mengatur waktu menjadi ibu dan istri, menjadi mahasiswa, menjadi pengajar sekaligus membangun usaha.

Alhamdulillah hingga hari ini, saya terus tak henti – henti nya bersyukur atas skenario indah yang sudah Ia berikan pada hidup saya dan keluarga. Alhamdulillah memasuki usia 2 tahun Cinta Bayi, sekarang Cinta Bayi mulai belajar berlari, tapi ia tetap masih balita, masih perlu pendampingan hingga usianya 5 tahun.  Ia mulai bisa bicara dan melihatkan pada dunia bahwa ia ada. Produk yang dijual pun mengikuti perkembangan Zahran anak kami. Sekarang Cinta Bayi menambah  produk edukasi berupa buku – buku bergizi dan mainan edukatif untuk anak balita seperti Hafiz Doll juga.  Alhamdulillah banyak bunda – bunda hebat yang ikut arisan maupun order cash pada kami.

HD

Kumpulan Hafiz Doll baru dijemput di kantor Tigaraksa cab Tangerang

Siap kirim

Hafiz Doll siap di packing

Buku Halo Balita

Buku Halo Balita orderan dalam 1 bulan, alhamdulillah sekarang rutin ada 10 Halo Balita per bulan

Perjalanan merintis Cinta Bayi ini, tidak lepas dari kasih sayang Allah,  support Ibu Papa, support suami tercinta, support Zahran, dukungan dari kakak, dan tante (etek).  Mereka semua yang selalu ada ketika saya butuh pundak untuk menangis ketika beban yang datang sudah tidak mampu saya pikul. Mereka semua yang selalu bantu support dana ketika saya butuh pinjaman biaya untuk uang semesteran ataupun modal untuk stock barang, dan mereka semua alasan saya untuk terus bertahan dan melanjutkan semua perjuangan ini.

Alhamdulillah, sampai sekarang perjuangan belum selesai. Masih banyak impian dan  tantangan ke depan yang mesti kami hadapi. Mohon doa nya semoga Allah senantiasa melindungi saya dan keluarga dan menjadikan usaha Cinta Bayi ini berkah.

 

 

[Review Film] Rudy Habibi

Alhamdulillah kesampaian juga nonton Rudy Habibi, ngebet bin ngotot ke suami mau nonton film ini setelah diceritakan singkat cerita nya oleh Kakak. Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah Rudy Habibi

1. Anak yang hebat lahir dari orang tua  yang hebat pula
Ini salah satu alasan kuat mau nonton film ini. Baru tahu bahwa Rudy Habibi itu punya ayah yang cerdas, taat dan berwibawa depan anaknya. Ternyata Ayahnya adalah salah satu inspirasi nya mewujudkan cita -citanya. Ia juga memiliki ibu yang tegar, mampu melanjutkan support Ayahnya untuk keberhasilan Habibi. Di saat anaknya menangis merasa gagal ingin pulang ke Indonesia, ia mampu mengembalikan semangat anaknya. Ini pelajaran buat kami sebagai orang tua..pola asuh ayah dan ibu nya Habibi bisa kita ikuti.

2. Ketaataan pada Agama yang kuat.
Yups, Habibi sedari kecil sudah rajin mengaji, selalu shalat berjamaah dikeluarga, dan sangat kental nilai spiritual dari orang tua nya. Itu juga yang menguatkannya hidup sendiri di negeri orang. Tiap menemukan masalah ia selalu mencari solusi nya lewat shalat. Karena tidak menemukan Mushala, ia bahkan sering shalat di gereja. Bahkan ketika jadi ketua PPI, ia punya program inginmendirikan mushala di kampusnya..

3. Kecintaan pada Indonesia yang sangat besar
Mahasiswa beasisiwa orang tua, mempunyai kecintaan terhadap indonesia melebihi mahasiswa yang di beri beasiswa oleh negara. Bahkan ia mau menyesuaikan studi nya agar sejalan dengan program pemerintah. Punya cita – cita besar buat negeri nya.

4. Percaya diri yang kuat.
Ia punya percaya diri yang kuat sekali, didukung dengan kecerdasan yang luar biasa dan ketataan pada Allah, membuat Ia selalu jadi bintang.

5. Sejak kecil sudah suka buku dan diberi banyak buku oleh Ayah nya.
Ini point kecil yang ternyata salah satu kunci sukses Habibi. Habibi kecil adalah anak yang suka bertanya dan selalu ingin tahu. Ia dibekali banyak buku oleh Ayahnya, karena Ayahnya tidak sempat untuk menjawab semua pertanyaannya. Ketika semua orang berlarian keluar rumah disaat pesawat jepang datang untuk menjatuhkan bom, ia berlari kerumah karena ingat buku dan pesawatnya tertinggal.

Itu beberapa point penting yang bisa kita ambil hikmah dan pelajaran dari kisah kecil seorang Rudy Habibi.

[Project Peradaban 3] Ngaji (Menghafal) Alquran bersama Pasukan Bermain

Jpeg

Lagi ngaji bareng abang Shali, kakak Shalihah

Zahran punya beberapa teman bermain dirumah. Ada Kumi (meong), Abang Shali, Kakak Shaliha dan Robot. Sebenarnya boneka – boneka ini sudah ada sejak beberapa bulan yang lalu dapat dari Paket buku halo balita. Tapi baru beberapa minggu ini selama Ramadhan Zahran mulai asyik dengan boneka – boneka tangannya ini. Zahran memposisikan boneka – boneka tangan itu seperti temannya sendiri apalagi Kumi yang biasa dipanggi Meong oleh Zahran. Meong ini benar-benar paling disayang oleh Zahran bahkan diperlakukan seperti adik nya sendiri. Jika meong lapar, dia meminta umi untuk mimik in meong seperti dia mimik sama umi, Zahran suka bilang gini “mi, meong mimik mi, tutup mi”, akhirnya meong nya dimasukkan kedalam jilbab umi nya ga boleh keluar dari jilbab umi persis seperti ketika ia mimik sama umi. Dilain kesempatan meong diajak bobok bareng Zahran, dipakein selimut, dan ketika Zahran mandi meong juga diajak main air bareng.

Selama Ramadhan Zahran mulai kami perkenalkan secara intens dengan ibadah rutin. Seperti shalat, mengaji dan baca doa. Sebelum Ramadhan pun selalu juga diperkenalkan, tapi Zahran belum terlalu paham makna shalat, mengaji dan lainnya jadinya masih sering menangis ketika kami ajak shalat berjamaah dirumah. Bertepatan dengan Ramadhan, Zahran yang memasuki usia 22 bulan sedikit demi sedikit tahu dan bisa melafazkan sendiri kata “Shalat”, “Mengaji”. Walaupun yang dia tahu shalat itu, umi sama abi berdiri, rukuk sujud, duduk terus mulut komat kamit dan jari telunjuk bergerak. Dan dia sudah bisa ngikutin gerakan – gerakan shalat. Kalau ngaji itu yang Zahran tahu umi abi buka seperti buku terus suara nya dikeraskan, nah kalau ngaji dia sering coba ikuti gaya abi nya ngaji suara di iramakan terus sambil kening mengernyit dan kepala geleng-geleng, lucu kalau liat Zahran coba ngikutin abi nya ngaji.

Selama syawal, karena kami tidak mudik jadi punya banyak waktu bertiga dirumah. Momen ini kami manfaatkan untuk mengajak Zahran bermain sambil belajar. Momen yang menarik Zahran sekarang suka melibatkan pasukan bermainnya ketika Shalat, Mengaji dan berdoa. Berikut beberapa video yang sempat saya dokumentasikan ketika Zahran mengaji dengan meong, Abang Shali, Kakak Shali dan Robot.

Jpeg

Meong diajak ngaji

Dengan cara ini Zahran merasa belajar bersama, sehingga tidak membuat dia cepat bosan. Setelah video ini didokumentasikan, saya  putarkan  berulang – ulang video belajar menghafal ini kepada Zahran, tiap kali lihat video itu dia juga melafazkan ayat seperti divideo, sehingga secara tidak disadari 1 ayat di alfalaq jadi hafal sama Zahran.

Alhamdulillah sekarang Zahran kalau dipandu udah bisa ngikuti bacaan “Bismillahirrahmanirrahim”, satu ayat Alfalaq, dan doa sebelum tidur. Semoga seterusnya bisa sedikit demi sedikit bertambah hafalannya dan akhirnya bisa hafal 30 juz Alquran. Aamiin.

 

[Project Peradaban 2] Mendengarkan Alquran sedini Mungkin

Mari melanjutkan tulisan “Project Peradaban”. Mungkin ada yang ingat tulisan saya terdahulu yang berjudul “Impian untuk Zahran”.  Sebenarnya Project besar kami seperti yang tertulis di tulisan “Impian untuk Zahran” itu. Yaitu menghantarkannya jadi seorang penghafal Quran. Impian besar yang berat sekali rasanya bagi kami, tapi semoga Allah perkenankan impian kami itu jadi kenyataan. Aamiin

Sedikit banyak kami terinspirasi dengan setiap keluarga yang punya anak penghafal quran. Apalagi dalam satu keluarga ada 10 putra putri mereka yang hafal alquran. Sejak hamil saya beli buku kisah salah satu keluarga penghafal quran dan coba baca metode yang mereka gunakan.

Nah salah satu kesimpulan yang saya dapatkan dari keluarga – keluarga penghafal quran itu adalah mereka memperkenalkan anak – anak mereka sedini mungkin dengan Alquran. Yaps bahkan sejak dari kandungan Alquran sudah sering diperdengarkan pada janin yang ada diperut. Mengikuti metode tersebut, dari sejak dikandungan kami biasakan Zahran mendengarkan Alquran, baik saya yang baca langsung ataupun suami yang membacakan ke perut saya. Alhamdulillah setelah Zahran lahir kebiasaan itu kami coba teruskan. Berikut beberapa media yang kami gunakan untuk mendengarkan  Alquran pada Zahran :

1. Membacakan langsung

Saya dan suami membiasakan membacakan langsung ayat – ayat pendek di Alquran kepada Zahran. Zahran suka merespon bacaan itu dengan sebisanya. Saya sempat mendokumentasikan beberapa video saat Zahran kami bacakan langsung ayat Alquran.

2. Mendengarkan dari VCD

Saya sempat melupakan media ini, dulu sebelum melahirkan,kami sempat beli VCD juz 30 Al Juned. Saat menanti kelahiran sampai Zahran lahir saya  sering mendengarkan bacaan quran dari VCD Al-Juned tersebut. Saya suka bacaan beliau apalagi suaranya masih suara anak – anak jadi enak ngikutinnya.

3. Mendengarkan dari Laptop

Selain membacakan langsung, setelah Zahran lahir sampai usia 3 bulan saya biasakan memutar murotal Alquran dari laptop. Sampai – sampai laptop tidak mati seharian karena dibiarkan berputar terus sampai sore. Selain alasan diatas juga  agar tidak terasa sepi karena kondisi nya waktu itu siang hari saya dan Zahran cuma berdua dirumah. Abi Zahran di Depok, nenek dan kakek nya kerja. Alhamdulillah Zahran anteng dengernya.

 4. Mendengarkan dari Speaker Mini

Ketika usia Zahran sudah 3 bulan keatas, akhirnya Zahran dibawa ke depok. Ketika di depok tiap pagi Zahran sering kami ajak keliling komplek dengan stroller nya, rasanya jalan kurang lengkap – muter dengan stroller tanpa ada murotalnya. Nah karena laptop tidak compatible untuk dibawa – bawa, sedangkan hp khawatir radiasi nya akhirnya kami menemukanlah speaker mini ini. Jadilah tiap pagi Zahran berkeliling komplek dengan speaker murotalnya Al Juned yang berisi surat Annas, Al Falaq dan Al-Ikhlas yang diputar berulang – ulang. Mungkin karena tiap pagi sering liat Zahran bersepeda dengan murotal dari speakernya, ketika pindah banyak tetangga yang merindukan Zahran dengan lantunan murotal dari speakernya.

5. Mendengarkan dari bonek Hafiz Talking Doll

Setelah di Tangerang, alhamdulillah saya membelikan Zahran boneka Hafiz Talking Doll. Boneka yang sangat kekinian berisikan banyak konten islami dari murotal 30 juz, cerita 25 nabi, doa harian, asmaul husna, kisah teladan nabi muhammad dan masih banyak lagi. Alhamdulillah ini media terakhir pengganti speaker yang terbatas sekali fitur dan menu nya. Boneka ini sangat membantu Zahran dalam menghafal quran dan doa – doa harian. Alhamdulilah karena benar – benar merasakan manfaatnya, sekarang saya membantu ibu – ibu yang menginginkan juga media ini bisa dengan cash, arisan atau kredit.

Itu beberapa media yang kami gunakan dalam rangka membiasakan Zahran mendengar Alquran sedini mungkin. Di usia yang menjelang 2 tahun ini semakin asyik lagi ngajak Zahran belajar Alquran, tidak hanya mendengarkan tapi ia mulai bisa melafazkan..Ingin tahu?? Saya lanjutkan di postingan “Project Peradaban” Selanjutnya ya..

[Project Peradaban 1] Start from now

PicsArt_1437350610488Bulan syawal saatnya memulai hal baik. Setelah lama blog ini dibiarkan tinggal berdebu dan tak bertuan. Sekarang saatnya mulai memanfaatkan media bagus ini untuk mendokumentasikan yang sekarang saya sebut “Project Peradaban”.

Yaps, ini sebenarnya impian saya dulu ketika masih aktif ngeblog, jika punya anak nanti ingin menorehkan catatan tumbuh kembangnya di blog ini. Sehingga ketika memori saya tentang masa kecil nya terhapus oleh kerasnya zaman (eaaaa) blog ini bisa bercerita langsung buat dia, jujur apa adanya tanpa ada yang ditambah dan dikurangi.

Nah sekarang, saya sebenarnya hampir lost lebih kurang 2 tahun, karena putra saya sebentar lagi berusia 2 tahun. Tapi tidak ada kata terlambat, usia menjelang 2 tahun ini akan saya tulis sekecil apapun proses pendidikan yang kami lakukan buat dia “Anugrah Zahran Elfata”.

Saya beri nama “Project Peradaban” karena ini adalah Project Besar untuk masa depan. Sebagaimana kita tahu bahwa anak adalah investasi nyata orang tua.  Mau seperti apa anak kita 10 – 20 tahun mendatang, tergantung seperti apa kita mendidik nya dari sekarang.

Baik nantikan postingan “Project Peradaban”  selanjutnya ya. Doakan saya istiqomah menulis dan mendokumentasikannya. Semoga nantinya tulisan – tulisan ini bisa jadi tambahan masukan buat ibu – ibu yang membacanya juga.

Batas Mungkin dan Mustahil

Menjadi berbeda dengan lingkungan itu, unik. Unik karena kita tidak bisa berpatok dengan apa yang mereka, mayoritas lingkungan kita, lakukan. Kita tidak bisa berpedoman sepenuhnya pada mayoritas yang ada. Unik karena kita harus cari jalan lain dimana nanti berharap tetap bertemu pada 1 titik akhir yang sama bahkan lebih. Disini tantangannya menurut saya.

Menjadi berbeda dengan lingkungan dan berharap mendapatkan hasil yang sama itu yang terkadang mustahil tapi mungkin. Mungkin jika usaha yang kita lakukan lebih dari mayoritas yang lain. Mungkin jika disiplin dikedepankan. Mungkin jika kita selalu berada pada api semangat yang berkobar-kobar. Mungkin jika doa dan sujud kita pun lebih dari mayoritas yang lain. Tapi menjaga disiplin dan semangat agar bisa berbuat lebih itu lebih sulit dari kemustahilan itu.

Continue reading

Happy Birthday “Pangeran Kecil” Umi Abi

C360_2014-04-20-10-07-36-597Tanpa terasa sekarang sudah 1 tahun berlalu dari hari yang bersejarah itu. 27 September 2013 hari Jumat pukul 00.05 menit dengan melalui berbagai proses perjuangan, dari pembukaan lengkap, induksi dan berakhir dengan cesar akhirnya Allah beri kami kesempatan untuk bisa menatap pangeran kecil kami itu. Beribu syukur, beribu doa rasanya tidak cukup untuk mengungkapkan rasa syukur kami pada Nya. Pangeran kecil itu kami beri nama”Anugrah Zahran Elfata”. Yups, Dia adalah Anugrah terindah yang Allah berikan pada kami pada waktu yang tepat dan cara yang indah pastinya.

Hari ini, Zahran, begitu kami memanggilnya genap sudah 1 tahun usianya. Ia tumbuh dan berkembang dengan baik seperti teman – temannya yang lain. Berat badannya naik dari bulan ke bulan hingga ia selalu berada di garis teratas pada grafik pertumbuhan. Zahran yang dari hari ke hari selalu memberikan angin kesegaran pada kami, Ia tumbuh aktif, sehat, kuat, suka menyapa, suka berteman dengan siapa saja, suka mengikuti azan di mushala, suka mengikuti muratal quran dari speaker mini nya, suka makan buah dan sayur, selalu mengoceh-ngoceh dan mengajak ngomong semua orang, selalu semangat buat latihan berdiri dan berjalan dan banyak tingkah lucu nya yang lain yang selalu membuat kami terkagum-kagum dengan setiap perkembangannya dari hari ke hari.

Di usianya ke 6 bulan, Zahran lulus S1, Asi Ekslusif dari 0-6 bulan walaupun umi sudah harus kuliah dan bekerja disaat usianya 3 bulan. Untuk minum ASIP (Asi Perah) ia tahu yang terbaik untuk dirinya, Zahran memilih media yang di rekomendasikan AIMI yaitu cupfeeder. Zahran tidak suka minum melalui dot. Dari usia 6 bulan sampai sekarang ia mulai makan MPASI (Makanan Pendamping ASI) homemade dengan tanpa gula dan garam. Alhamdulillah tepat saat ulang tahunnya  hari ini Zahran juga berhasil lulus S2 (ASI sampai 1 tahun). Alhamdulillah akhirnya kami bisa berjuang sampai pada titik ini. Semoga bisa terus melanjutkan sampai S3 (ASI sampai 2 tahun).

 Untuk Pangeran Kecil Umi Abi, selamat ulang tahun yang pertama ya Nak.

Jadi anak pintar, sholeh, patuh sama umi abi, berbakti dan semoga jadi salah satu penjaga kalamullah.

Peluk Cium :*

Umi Abi

This slideshow requires JavaScript.

Happy 3 Months, Zahran

Camera 3603 bulan yang lalu, dihari yang sama, di Jumat yang barokah,  kita baru saja selesai berjuang. Berjuang antara hidup dan mati, agar kita bisa saling menatap. Alhamdulillah, akhirnya kita berhasil, walaupun dengan cara yang sebenarnya tidak pernah kita inginkan. Tapi pastinya itulah cara terbaik yang Allah pilihkan.

3 bulan yang lalu, dihari yang sama, di Jumat yang barokah, kau hadir setelah 9 bulan aku menantikanmu. Bisa memeluk erat tubuh mungil mu, mencium harumnya tubuhmu, mendengar tangis kecil mu. Rasanya semua sakit saat berjuang itu hilang begitu saja.

3 bulan yang lau, di hari yang sama, di Jumat yang barokah, hujan syukur membanjiri hatiku. Syukur atas kesempurnaan yang dberikan Allah padamu, syukur atas kesempurnaan yang Allah berikan padaku, Syukur karena saat itu rasanya aku jadi wanita yang sempurna. Karena saat itu aku dapat gelar yang paling mulia yaitu menjadi seorang “IBU”. Continue reading

Impian untuk Zahran

Kau tahu impian terbesar umi dan abi, nak? menghantarkanmu jadi penghafal Quran. Jauh sebelum kau hadir di rahim umi, umi dan abi sudah menancapkan cita – cita besar itu untukmu nak. Kenapa mesti penghafal Quran? Bukan menjadi dokter dan lainnya? mungkin engkau akan bertanya itu sayang. Umi dan abi tidak akan melarang dan mengekangmu nanti sayang, silahkan kau bercita-cita besar setinggi langit..mau jadi dokter, profesor, ataupun programmer itu terserahmu nak..tapi satu pinta umi dan abi, jadilah dokter..dokter yang hafal quran, jadilah profesor, profesor yang hafal quran, jadilah programmer, programmer yang hafal quran dan jadilah sesuatu..tapi sesuatu yang hafal quran.

Kau tahu nak, sekarang begitu banyak dokter berserakan dimana – mana, tapi sedikit sekali dokter yang hafal Quran, sedikit sekali dokter yang menjaga nilai – nilai Quran dalam menjalankan profesinya. Sehingga dalam mengobati pasien standarnya hanya duniawi semata. Kau tahu nak, sekarang juga banyak tersebar profesor dimana – mana. Bahkan, banyak sekali yang di usia muda sudah menyandang gelar profesor. Tapi sedikit sekali profesor yang hafal quran.  Yang bekerja atas dasar Quran. Kau tahu nak, programmer pun sudah sangat banyak bertebaran dimana-mana. Tapi sedikit sekali programmer yang hafal quran, sehingga program – program yang dibuatnya pun hanya orientasi dunia saja. Continue reading