Perasaan GJ (Ga Jelas)

Perpisahan pasti datang ketika ada sebuah pertemuan. Itu sebuah kodrat yang pasti akan terjadi. Rasanya tidak dapat membendung air mata ini, ketika bersalaman dengan Ibu, Papa, dan Kakak di Bandara International Minangkabau, saat mereka melepas keberangkatan ku. Mata ini tidak bisa lepas dari mereka, ketika kaki ku mulai melangkah masuk Bandara. Tidak jauh beda ketika berada dipesawat dan di Travel , sesekali terlintas bayangan mereka yang membuat ku tidak bisa menahan air mata.

Akhirnya, aku kembali ke kamar ukuran 3 x 3 yang ada di geger arum no 77. Kamar yang sebulan lebih aku tinggalkan karena pulang ke kampung halaman. Malam ini, kembali tidur sendiri dengan di temani lantunan senandung dari MQ FM. Seperti yang kutulis pada “Kenapa aku tidak pulang???” sebelumnya, suasana rumah dan kehangatan keluarga akan sulit hilang, pada seminggu pertama kedatangan ku. Dan aku harus tegar, agar tidak larut dengan perasaan itu. Karena ini adalah pilihan yang aku pilih sendiri. Sekarang, aku harus melihat kedepan, sambut tugas dan amanah yang sudah menanti. Kerjakan semuanya dengan maksimal agar bisa membanggakan mereka di kemudian hari.

Congratulation My Sister….


Hari itu(10/10/09) adalah hari kebahagiaan mu. Perjuangan mu selama empat tahun telah membuahkan hasil. Sekarang gelar sarjana pendidikan sudah mengikuti nama belakang mu. Selamat ya Kak, setidaknya untuk sekarang Kau telah bisa membuat Ibu dan Papa bangga ketika nama Alfi Syukrina Amir, S.Pd di panggil dalam acara wisuda yang sederha itu. walaupun ketika bertemu kita jarang akur, tapi aku juga begitu bangga dan bahagia ketika kakak ku satu – satunya telah menyelesaikan S-1 nya.
Masih lekat diingatanku, ketika Kau minta doa agar studi mu bisa selesai pada waktu yang tepat, bukan tepat pada waktunya. Dan ternyata harapan mu itu jadi kenyataan, lulus tepat pada waktu nya lah waktu yang tepat buat mu menyelesaikannya.
Harapanku sebagai seorang adik mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan dan membukakan jalan untuk mendapatkan pekerjaan seperti yang Engkau harapkan. Sukses juga buat usaha kafe “Wifres Educafe” yang baru kak rintis itu. Adik titip Ibu dan Papa, Bahagia kan mereka, buat mereka bangga dengan keberhasilan – keberhasilan yang Kak capai. Dan mohon doanya agar Dik juga bisa secepatnya menyusul kesuksesanmu.

Kecemasan diatas Kebahagiaan

Satu tahun lamanya, aku menanti saat – saat seperti ini. Satu tahun lamanya aku menunggu untuk bisa menginjakkan kaki kembali di tanah kelahiranku itu. Ternyata satu tahun telah berlalu, dan penantian ku berakhir dalam sebuah angka yang indah 09-09-09. Rasanya seperti mimpi, ketika dari kejauhan mulai terlihat gonjong (atap khas minang)Bandara Internasional Minangkabau (BIM) lebih kurang pukul 12.25.

Alhamdulillah ketika pertama menginjakkan kaki di BIM, disambut oleh kedua orang tua tercinta, yang sudah siap menanti kedatangan anaknya. Ditambah lagi, diajak mengunjungi kakak dikampus. Lengkap sudah kebahagiaanku ketika melihat kakak keluar dari kafe yang baru dirintisnya. Yah, alangkah nikmat nya saat –saat itu, moment yang yang hanya bisa kurasakan setahun sekali. Demi sebuah cita – cita dan harapanku dimasa depan, semuanya harus ku jalani dan sudah menjadi sebuah episode dalam perjalanan hidupku.

Syukur, itu yang pantas ku panjatkan karena aku masih diberi kesempatan untuk berkumpul dengan mereka, orang – orang yang paling ku cintai di dunia ini. Tapi, dibalik kebahagiaan itu ada beberapa kecemasan yang selalu menghantui pikiranku beberapa hari sebelum pulang. Aku takut ketika dirumah, aku tidak maksimal menjalankan ramadhan yang tinggal beberapa hari. Aku takut, ketika banyak nikmat yang kurasakan, aku malah lalai dari mengingatNya. Karena keadaan dirumah sangat jauh berbeda dengan keadaan di Bandung.

Ketika di Bandung, lingkungan yang dekat dengan Daarut Tauhid dan kondusif tidak pungkiri, berdampak juga pada kondisi ruhiyah ku. Ditambah lagi, dengan adanya radio MQ FM dan teman – teman yang bisa mengingatkan ku ketika kemalasan dan kelalaian menghampiri. Belum lagi dengan banyaknya agenda – agenda yang harus ku jalani selama berada dikampus, akan menjaga ku dari kesia –sian dalam memanfaatkan waktu.

Sedangkan dirumah, dengan lingkungan yang biasa – biasa dan tidak adanya agenda rutin yang harus dilakukan, membuat ku harus ekstra kerja keras agar tetap istiqomah menjalankan target ramadhan. Belum lagi, dengan adanya hiburan Televisi yang selama di Bandung tidak pernah ku lirik, membuat ku harus terengah – engah bertahan untuk tidak terlalu mempedulikannya. Apalagi sedikitnya sarana yang bisa mengingatkan ku ketika lalai, seperti tidak adanya radio MQ dan buku bacaan, akan menambah berat perjuangan untuk melawan hawa nafsu .

Aku tidak mau, ketika berada di Rumah, keimanan ku semakin menurun. Aku tidak mau, ghirah yang selama ini bisa ku jaga, malah jebol ketika bersama orang – orang yang kucintai. Alangkah meruginya aku, jika semua itu terjadi. Makanya di awal keberadaanku di kampung halaman ini, aku tekadkan untuk tidak akan menyia –nyiakan nikmat waktu luang ini. Insyallah….

Dan melalui tulisan ini, aku mohon pada teman – teman untuk berkenan mendoakan ku di setiap sujud-sujudnya. Doa kan ku agar bisa istiqomah menjalankan Ramadhan ku ketika berada dimanapun. Dan jika kita bertemu jangan pernah segan atau malu untuk selalu mengingatkan, ketika aku lalai dan menyia – nyia kan waktu ku. Yah, karena itu lah yang paling ku butuhkan saat ini.



Thanks to My Father

Terinspirasi dari tulisan kakak tingkat yang membahas tentang tips blogging, membuat ku berfikir kenapa aku bisa suka menulis dan ngeblog?

Jika dilihat kebelakang, aku termasuk pemula di dunia blogging. July 2008 itulah awal mula aku menorehkan tulisan ku di blog ini. Kalau seorang manusia, blog ini bisa dikatakan masih bayi karena umurnya belum cukup satu tahun jadi harap dimaklumi jika tulisan – tulisan didalamnya pun masih seperti bayi yang baru belajar berjalan.

Kiprah ku di dunia tulis menulis pun belum seberapa, belum ada tulisan yang bisa di lombakan, belum ada karya ilmiah yang ku hasilkan tapi aku sedang berusaha untuk terus memperbaiki nya baik baik dari kosa kata maupun tata dan gaya bahasanya. Aku pernah dengar sebuah perkataan bahwa jika kita ingin menumbukan minat menulis maka mulailah dari hal yang kita senangi dan yang kita alami. Itu salah satu jawaban kenapa kebanyakan tulisan di blog ini berisikan cerita kehidupan sehari – hari ku. Karena dengan menuliskan kejadian yang ku alami sehari – hari lah minat menulis ku akan muncul.

Aku bukan lah orang pintar dalam merangkai kata, aku bukanlah mahasiswa jurusan B. Indonesia yang banyak tahu tentang teori menulis, aku hanya seorang insan yang baru merasakan nikmatnya menulis. Oleh karena itu, apapun itu selagi bisa kutuliskan, aku akan mencoba menuliskannya.

Aku jadi teringat ketika smp, papa ku begitu semangat mengajariku menulis sebuah berita, papa juga sangat antusias mengikutkan ku dan kakak dalam setiap pelatihan – pelatihan jurnalistik yang di adakan di sekolah maupun di luar, itu semua ia lakukan karena papa menginginkan kami bisa mengikuti jejaknya sebagai seorang wartawan. Tapi sayangnya, semangat papa itu tidak mendapat respon yang baik dari ku, karena aku merasa tidak berbakat di bidang jurnalistik. Walaupun akhirnya untuk membahagiakan hati nya aku tetap ikut pelatihan jurnalistik, dan mencoba membuat sebuah berita yang sempat juga diterbitkan di Koran. Tapi itu semua melalui pengeditan yang cukup banyak dari Papa. Setelah menulis berita pertama itu, aku tidak pernah mau lagi menulis berita karena aku merasa menemukan banyak kesulitan dalam hal merangkai kata – kata dan permasalahan lainnya. Aku selalu menghindar dan mengkambing hitamkan tugas sekolah setiap kali papa memberiku ide untuk menuliskan berita tentang kegiatan yang dilakukan sekolah. Yah, sampai akhirnya papa menyerah dan membiarkan ku memilih jalan yang ku inginkan.

Sekarang, ketika aku berada jauh dari nya, aku baru menyadari dan merasakan nikmatnya menulis. Tanpa ada paksaan pun aku dengan senang hati menulis setiap kegiatan yang kulalakukan sehari – hari. Tanpa ada anjuran pun aku dengan sendirinya semangat mengikuti workshop yang bertemakan Jurnalistik. Entahlah, aku juga tidak tahu persis, angin apa yang membawa ku bisa menyukai nya.

Dan jika papa tahu ini semua, mungkin ia akan bahagia mendengarnya. Karena semua harapannya sedikit demi sedikit mulai ku tekuni dan ku sukai.

Thanks pa, atas semuanya…sekarang baru kusadari niat baik yang papa berikan selama ini, sekarang baru ku pahami tujuan Papa menganjurkan ini dan itu pada ku, karena itu semua tidak lain dan tidak bukan hanya untuk kebaikan ku sendiri.

Tolong doa kan anak mu ini agar terus semangat belajar dan menekuni bidang ini, sehingga nanti bisa menjadi apa yang kau harapkan.

To My Beloved Sister


Dengan sendirinya air mata ini mengalir ketika mendapat pesan dari kakakku di facebook..Begini pesannya

“Dik I feel I’m so lucky…
I find many sister n brother here…
If they look me sad, They always make me happy…
Tapi dalam keberuntungan tu…
I’m so sad coz now I feel
I lost my sister yang udah lama nggak ketemu….
I hope you know she…
If you know…Now..Im’crying…”

Uhh…betapa egoisnya aku sebagai seorang adik, betapa zalim nya aku pada Satu – satunya saudara kandung yang kumiliki hingga ia bisa menulis seperti itu, berarti sudah sangat iba hatinya karena ku…

Selama ini aku terlalu sibuk dengan aktivitasku, aku terlalu focus dengan kepentingan ku, sehingga melupakan kakak yang sangat membutuhkan ku. Sehingga aku tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan dia, aku tidak paham dengan keadaannya, sampai – sampai ia merasa kehilangan adik kandungnya….

Hingga dimalam rabu itu, datang pesan yang sangat menampar ku..Aku baru tersadar, aku baru terbangun dari tidur panjang yang telah membuatku jauh dari nya…

Kak, maafkan adikmu yang egois ini, yang tidak peduli dengan keadaan mu. . .
Padahal sekarang adalah saat terberat dalam hidupmu, saat yang sangat membutuhkan masukan dan dukungan dari orang – orang terdekat

Dan aku ????? Dimana si aku berada????

Dia cuma sibuk dengan dirinya sendiri, sudah jauh dari kampung jarang menghubungi lagi…
Lengkaplah aku sebagai seorang adik yang durhaka..Padahal, dulu kakak selalu membantu ku disaat – saat sulit dalam hidupku, padahal aku bisa seperti ini semuanya karena bantuan dan dorongan kakak juga…Masih pantaskah aku disebut seorang adik????

Maafkan adik mu ini kakak……

Dari kejauhan dik hanya bisa meminta pada yang maha kuat, agar kakak selalu diberi kekuatan untuk menghadapi segala masalah yang dihadapi
Dik hanya bisa menitipkan akak pada sang pemilik segalanya, agar kak tetap dijaga dan dipelira dari segala marabahaya…
Karena adik juga seorang manusia yang tak luput dari salah…