Setelah hampir beberapa bulan laptop saya mati suri, alhamdulillah sekarang sembuh kembali dan bisa digunakan seperti sedia kala. Ketika baca – baca kembali draft tulisan yang pernah ditulis dan disimpan di laptop, saya menemukan tulisan dibawah ini yang sempat ditulis saat belum menikah dan belum dipertemukan dengan si pemilik tulang rusuk itu. Mari kita simak tulisan itu.
——————
Aku tidak pernah tahu, kapan, dimana seperti apa kita akan dipertemukan.. Aku tidak pernah tahu, siapakah dirimu, seperti apa wujudmu, dan dimana kau tinggal… Aku tidak mau berangan – angan, menebak – nebak tentang kamu untuk saat ini.. Karena ku takut salah menempatkan hatiku bukan pada hatimu.. Sekarang, ku hanya bisa menanti dan berdoa untuk mu pada Nya Meminta penjagaan atas mu, atasku, dan atas hati kita. Berharap ketika waktunya tiba, pertemuan itu terasa indah tanpa noda Di limpahi barokah dari lautan doa – doa Dan jika nanti kita sudah bersama, aku siap patuhi mu Kau imam dan aku makmumnya. Merancang dan merajut rumah tangga itu bersama Ajariku jika ku salah Ingatkanku ketika ku alfaJumat, 25 November 2011
Tulisan itu ditulis pada 25 November 2011, kalau tidak salah ketika saya mulai merasa tidak aman dengan status saya pada waktu itu. Saat saya merasa butuh ada seseorang yang bisa menjaga diri ini. Ternyata tidak lama setelah itu, Allah tunjukkan orangnya. Semakin yakin akan kebesaran-Nya, tidak ada yang tidak mungkin. Orang yang tidak pernah saya kenal sebelumnya pun, tiba – tiba di datangkan oleh-Nya tanpa aba-aba untuk jadi orang yang paling dekat dengan saya.
Ketika setelah menikah, kami coba ingat lagi kegiatan – kegiatan yang pernah kami datangi ketika dulu masih sama-sama di UPI. Ternyata ada satu acara, yaitu nikahan senior di Forum Silaturrahmi Mahasiswa Minang yang sama-sama kami kenal dan kami hadiri. Ada beberapa temannya yang saya kenal juga, tapi anehnya kami tidak pernah melihat satu sama lain dan tidak sedikitpun kenal saat itu. Yah, ternyata inilah rencana indah dari-Nya untuk tidak mempertemukan/mengenalkan kami saat itu, saya yakin itu salah satu cara penjagaan yang Ia berikan pada kami.
Yaps, Allah selalu sesuai prasangkaan hambanya. Ketika kita berharap untuk mendapatkan yang terjaga dan berusaha menjaga diri, Allah berikan lebih dari sekedar itu. Yakinlah..
Ketika kita berharap mendapatkan yang terbaik dan terus berusaha jadi yang terbaik, Allah berikan lebih dari itu. Yakinlah…
Ketika kita berharap mendapatkan seorang imam yang bisa menuntun kita, dan kita terus belajar untuk jadi makmum yang baik, Allah berikan lebih dari sekedar itu. Yakinlah..Jangan pernah sedikitpun ragu akan hal itu.
jadi inget postingan yuli yang waktu yuli lagi melankolis teh…
hehehe…
heheh yuli pernah nulis tulisan sejenis ini juga???
semoga dipertemukan pada waktu dan sama orang yang tepat ya…
Eh… tunggu… Saya udah lama gak aktif di blogosphere, Silfi udah nikah? 😀
hoho mas asop baru tahu ya??
iya udah hampir 3 bulan malah…mohon doanya ya..
Secercah harapan dari Ni Isil, ada beberapa inspirasi yang kudapat dari puisi ini.
“Aku tidak mau berangan – angan, menebak – nebak tentang kamu untuk saat ini..”
Baris itu lumayan bikin aku sedikit merinding, soalnya aku suka berimajinasi, bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu. Tapi yah, dengan ekspektasi yang tinggi, bisa mendatangkan kekecewaan yang juga menyakitkan.
Namun aku tetap berdoa, semoga tuhan tidak menciptakan satu jodoh untuk masing-masing orang, memberikan satu garis takdir dimana pada ujungnya kita akan bertemu jodoh, namun memberikan pilihan, jalan paralel dengan tujuan yang sama, garis bercabang dimana di masing-masing ujungnya kita bisa bertemu dengan pendamping hidup yang berbeda, namun dengan kualitas, dan masa depan yang sama dengan ujung garis yang lainnya. Bukan berarti aku mengatakan pendamping di jalan yang kita pilih akan terbuang sia-sia, namun tuhan pasti akan ada jalan untuk mendampingkannya dengan insan lain. Bukan untuk mendikte atau mempertanyakan cara tuhan bekerja, semoga tuhan menentukan jodoh dengan menuntun kita dengan menentukan pilihan.
tapi tetap, hanya Allah yang mengetahui.
Salam kak….
hallo dek arif…
gimana kuliahnya???
hmm ketika arif datang meninggalkan komentar, selalu dengan cerita yang panjang lebar, suka dengan gaya kamu berkomentar, total…nggak sekedar tinggal komentar..
Hmm dengan jalan paralel, atau seri???ada-ada aja nih bayangan dan harapan arif..
yang terpenting Allah berikan yang terbaik untuk masing-masing kita..
wow… bisa jadi nanti jodohku juga akan seperti ini ya…
mungkin mas…makasih sudah berkunjung 🙂
berkunjung ke rumah sahabat… lama nian tak bersua… salam.
salam…makasih sudah berkunjung sahabat..
wah, isil udah nikah ternyata. selamat ya, lama gak mampir ke blog ini, ketinggalan info.
Iya, keyakinan untuk terus memperbaiki diri agar pasangan kita juga terbaik adalah penting sekali ya, Mbak.
Ohya, Mbak, sedang mengadakan giveaway betapa senangnya ngeblog dalam rangka milad blog saya yang kedua. Ikutan ya, Mbak. Info selengkapnya silakan dilihat di blog saya. Makasih…..
Kisah terbaik kehidupan adalah kisah yang diangkat dari kehidupan nyata.. 🙂
Weleh weleh.. Begini ya.. Ketika Orang Berilmu memberikan Ilmunya hanya ada 1 Kalimat “Semoga ilmu itu Berguna Untuk Orang Lain”.. 🙂
pengalaman pribadi yg inspiratif mbk 🙂
semoga saya yang masih muda ini tidak tergesa-gesa menentukan pilihan dan mendahului takdir,, 🙂
Bersama Gorengan dan camilan ane nobatkan agan ini sebagai Penulis.. Heheheh.. Mau?? Mau?? 😛
Beneran baris ini yang bikin merinding, Ka:
“Aku tidak mau berangan – angan, menebak – nebak tentang kamu untuk saat ini..”
Lagi sedikit bimbang tentang masalah pendamping hidup, sekarang baru bisa berdoa aja sama yang Pemilik Cinta 🙂
“Sekarang, ku hanya bisa menanti dan berdoa untuk mu pada Nya”
assalamualaikum wr,wb,,,
apakah aku boleh cerita tentang diriku saat ini,,,,yg saat ini terjadi pada diriku,,,tentang tulang rusukku,,,,,kisah nyta pada diriku,,,,yg kualami saat ini,,
bagus syair puisinya 🙂
wahai pujaan hati 😀
tuLang Rusuk qu Lagi d kota mana yha???