Perpustakaan, adalah sebuah tempat yang mulai digandrungi oleh teman – teman seangkatan saya akhir – akhir ini. Tempat yang menjadi sangat menyenangkan dari Mall sekalipun. Bukan karena semangat membaca kami yang naik drastis, atau karena banyaknya buku – buku keluaran terbaru yang ada di perpustakaan. Melainkan, karena perpustakaanlah tempat bersemedinya para skripsi – skripsi milik senior yang kami butuhkan untuk jadi referensi. Uniknya, pergi ke perpustakaan tidak perlu di janjikan buat pergi bareng seperti pergi ke Mall (karena jarang ketemu juga mungkin), kebanyakan datang sendiri dan untuk tujuan masing – masing.
Tapi, kalau sudah masuk ke ruang skripsi,
masuk ke rak – rak bagian Ilmu Komputer, selalu bertemu dengan mereka makhluk – makhluk seangkatan yang tengah serius bolak – balik skripsi. Terkadang situasi – situasi seperti ini membuat saya senyum – senyum sendiri, bahkan mereka yang dulu suka main, atau ga pernah sekalipun menginjak perpustakaan, sekarang tongkrongannya perpus, dan mereka datang sendiri, tanpa membawa teman. Saya melihat sebuah kesungguhan yang sangat kuat pada mereka, untuk menyelesaikan skripsinya. (bagus banget..semangat teman…!!!!)
Nah, sekarang kita lanjut mengamati keadaan dan kebiasaan makhluk – makhluk kuncen perpus itu. Ada beberapa peralatan wajib yang orang – orang itu (termasuk saya) harus bawa kalau masuk perpustakaan. Apa sajakah itu? Mari kita liat satu -satu :
1. Laptop/Netbook
Laptop/ netbook sudah seperti menjadi sebuah keharusan bagi beberapa mahasiswa jika mau ke perpus. Karena selain untuk langsung mengerjakan skripsi disana, ada juga yang cuma untuk mencatat beberapa referensi penting yang ditemukan. Daripada harus fotokopi disana, yang satu lembar mencapai 300 rupiah, mereka lebih memilih mengetikkan jari mereka di netbook mereka masing – masing. Dan yang anehnya (hanya untuk beberapa orang) ,ada juga hanya karena ingin ngenet gratis. hhehe (kalau itu kenapa mesti diperpus ya…?? diluar perpus juga bisa)..
2. Kamera Digital /Hp berkamera canggih
Hoho, yups kamera digital / hp yang berkamera canggih juga sudah menjadi perlengkapan wajib yang mesti dibawa kalau ke perpus. Fungsinya adalah sebagai pengganti fotokopi. Sekarang bukan wajah aja yang bisa di potret, skripsi pun bisa dipotret dan bisa langsung baca dari hasil jepretan itu. Yups, itulah kebiasaan baru seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Selain menghemat waktu juga menghemat biaya.
3. Kertas/ Buku & Pulpen
Walaupun sekarang sudah jaman teknologi tinggi, tapi masih ada juga beberapa mahasiswa yang ke perpus tanpa peralatan diatas. Mereka tetap masih mempertahankan cara lama, dengan cara menuliskan setiap referensi yang mereka temukan dikerta/buku. Ada beberapa alasan juga mereka seperti tiu, ada yang memang karena tidak memiliki fasilitas – fasilitas diatas, ada juga yang memang lebih suka menulis dikertas daripada mengetikkan di laptop dan menjepret dari kamera, karena bagi mereka menuliskan langsung akan lebih menempel di kepala.
Yups, itu peralatan – peralatan umum yang banyak dibawa oleh mahasiswa yang ingin ke perpus. Ini observasi sepintas yang saya lakukan di perpus UPI. Bagaimana dengan perpustakaan di kampus anda?
dah lama euy ngga ke perpus?
apa semakin canggih yaa…
salam
wow…dapet pertamax kah…??
hehe ya seperti itulah kang..
zaman sudah semakin canggih sekarang…kamera pun bisa dijadikan buat motret buku..
hoho
Hehe… ternyata bisa dijepret juga ya… Baru tau cara ginian 😀
Hmm… kalau diingat2… sudah lama banget aku nggak ke perpus manapun… sudah berapa tahun yak?? 😀
iya mbak…cara itu sudah familiar sekarang, tapi negatifnya banyak anak – anak SMA yang kamera hp nya canggih memanfaatkan cara ini buat motret buku dan jadi bahan contekan…
ahahahaha mantap pisan makhluk – makhluk tersebut… ckckckckck 😛
hohoo….yups betul sekali ndi, termasuk yang berkomentar ini salah satu makhluk itu…
Waduh…jaman sekarang kok skripsi mesti dijepret2, gak blh dipinjem ya?hehehe perpustakaan kita memang aneh, masak karya ilmiah gak blh di pinjam bawa pulang hehe..Dulu di kampus saya Ngayogyakarto juga skripsi gak blh dipinjam, tapi seiring perkembangan jaman, sejak 6-7 tahun lalu skripsi boleh dipinjam dan dibawa pulang 🙂
Anyway, salam kenal ya 🙂
iya ga boleh di pinjam, kan statusnya referensi, jadi cuma boleh di baca disana…
Itu karena di perpus umum UPI, kalau perpus jurusan bisa mas..
makin maju aja ya sil,,,
waktu lagi sibuk skripsi dulu, susah sekali mau fotocpy, karena skripsinya gak boleh dipinjam n bawa keluar perpus
hehehe, kalau di perpus sil emang ga boleh dibawa keluar dan ga boleh di pinjam, tapi di perpus nya ada yang fotokopi bang..
tapi ya itu, tetap aja boleh fotokopi tapi harus disna, dengan harga yang sangat mahal..
Kalau saya, pasti langsung motret dengan Hape.. Setelah itu baca deh dimana aja sempat.
Benar sekali, itu memang peralatan standar yang selalu dibawa para pengunjung perpustakaan di tempat saya. Tentunya mereka juga memanfaatkan hotspot area yang ada di perpustakaan. Namun dalam hal pinjam meminjam, setiap perpustakaan punya aturannya masing2…
emang g ada digilib nya ya?
mungkin besok aku kalo buat skripsi juga bisa rajin ke perpus ya.. he h e he